Birokrasi merupakan bagian dari dimensi organisasi.
Sesuatu yang berperan sebagai penentu keefektifan proses berorganisasi.
Tentunya, hal ini merupakan sebuah ilmu pengetahuan teoritis praktis yang perlu
dipelajari oleh para pelaku organisasi dan diketahui masyarakat luas. Birokrasi
sangat berperan dalam proses berorganisasi. Dengan kedekatan masyarakat dengan
proses birokrasi, hal tersebut menjadi salah satu penyebab kebanyakan orang
melupakan kerumitan dan kompleksitas birokrasi. Sehingga, birokrasi sebatas
diketahui dalam tingkat pelafalan saja. Hal tersebut terbukti dari beberapa
kalimat pernyataan yang mungkin saja sering kita dengar di lingkungan sekitar
seperti, “Birokrasinya kurang memuaskan”,
“Gak suka sama pemerintah Kota X,
birokrasinya ribet banget”. Masyarakat mayoritas (awam) memandang birokrasi
sebagai suatu proses. Mereka menjuruskan birokrasi sebagai suatu standar
operasional saja. Hal itu jelas merupakan pekerjaan rumah bagi para ilmuwan,
akademisi, dan sekelompok orang yang memahami perihal birokrasi. Hal ini
menjadi penting supaya tidak adanya kesalahpahaman paradigma dalam memandang
birokrasi.
Birokrasi bukanlah sesuatu yang sederhana sehingga
dapat dipandang sebelah mata. Dalam kehidupan berorganisasi, birokrasi harus
tetap ada, karena mereka adalah struktur yang mengikat organisasi, tanpa
birokrasi maka tidak akan ada aturan yang membatasi dan mengatur pergerakan
organisasi. Untuk
mengetahui birokrasi, kita dapat memulai mengajinya dari fungsi organisasi,
struktur birokrasi dalam organisasi, dan tentunya kelebihan dan kekurangannya.
Beberapa ahli memandang birokrasi dari berbagai
perspektif keilmuan masing-masing. Atas dasar itulah, pandangan mereka
dipengaruhi oleh situasi lingkungan atau objek penelitian mereka kala itu. Para
ahli tersebut adalah Karl Marx dengan struktur kemasyarakatan, Max Webber yang
menganggap birokrasi sebagai aturan, Robert K. Melton dengan teori struktural
fungsionalisme yang dia hubungkan dengan birokrasi, dan Martin Albrow dengan
tujuh cara pandang dalam memandang birokrasinya. Para tokoh yang tersebut telah
membantu kita dalam memahami birokrasi dan seluk beluknya dari berbagai
perspektif yang mereka tawarkan. Keefektifan proses birokrasi tentunya tidak
mutlak tingkatannya. Itu disebabkan bahwa birokrasi seyogyanya bersifat elastis
di dalam tubuh berbagai organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar