Senin, 08 Desember 2014

Birokrasi



Birokrasi merupakan bagian dari dimensi organisasi. Sesuatu yang berperan sebagai penentu keefektifan proses berorganisasi. Tentunya, hal ini merupakan sebuah ilmu pengetahuan teoritis praktis yang perlu dipelajari oleh para pelaku organisasi dan diketahui masyarakat luas. Birokrasi sangat berperan dalam proses berorganisasi. Dengan kedekatan masyarakat dengan proses birokrasi, hal tersebut menjadi salah satu penyebab kebanyakan orang melupakan kerumitan dan kompleksitas birokrasi. Sehingga, birokrasi sebatas diketahui dalam tingkat pelafalan saja. Hal tersebut terbukti dari beberapa kalimat pernyataan yang mungkin saja sering kita dengar di lingkungan sekitar seperti, “Birokrasinya kurang memuaskan”, “Gak suka sama pemerintah Kota X, birokrasinya ribet banget”. Masyarakat mayoritas (awam) memandang birokrasi sebagai suatu proses. Mereka menjuruskan birokrasi sebagai suatu standar operasional saja. Hal itu jelas merupakan pekerjaan rumah bagi para ilmuwan, akademisi, dan sekelompok orang yang memahami perihal birokrasi. Hal ini menjadi penting supaya tidak adanya kesalahpahaman paradigma dalam memandang birokrasi.

Birokrasi bukanlah sesuatu yang sederhana sehingga dapat dipandang sebelah mata. Dalam kehidupan berorganisasi, birokrasi harus tetap ada, karena mereka adalah struktur yang mengikat organisasi, tanpa birokrasi maka tidak akan ada aturan yang membatasi dan mengatur pergerakan organisasi. Untuk mengetahui birokrasi, kita dapat memulai mengajinya dari fungsi organisasi, struktur birokrasi dalam organisasi, dan tentunya kelebihan dan kekurangannya.

Beberapa ahli memandang birokrasi dari berbagai perspektif keilmuan masing-masing. Atas dasar itulah, pandangan mereka dipengaruhi oleh situasi lingkungan atau objek penelitian mereka kala itu. Para ahli tersebut adalah Karl Marx dengan struktur kemasyarakatan, Max Webber yang menganggap birokrasi sebagai aturan, Robert K. Melton dengan teori struktural fungsionalisme yang dia hubungkan dengan birokrasi, dan Martin Albrow dengan tujuh cara pandang dalam memandang birokrasinya. Para tokoh yang tersebut telah membantu kita dalam memahami birokrasi dan seluk beluknya dari berbagai perspektif yang mereka tawarkan. Keefektifan proses birokrasi tentunya tidak mutlak tingkatannya. Itu disebabkan bahwa birokrasi seyogyanya bersifat elastis di dalam tubuh berbagai organisasi.

Tidak ada komentar: