Jumat, 18 Oktober 2013

Cerpen: Aku Cinta Unpad





Alkisah, kegiatan lomba tingkat universitas sedang marak-maraknya. Di Indonesia terdapat banyak sekali universitas. Universitas itu kini memenuhi tiap sudut berbagai kota. Namun, hanya UI, UGM, ITB, dan Unpad yang berhasil mengepakan sayapnya ke tingkat internasional.
Hari yang di nanti pun tiba. Keempat mahasiswa itu harus meninggalkan ibu pertiwi untuk mengikuti perlombaan di luar negeri. Semuanya nampak siap. Siap untuk membuktikan bahwa universitas mereka itu yang terbaik se-Indonesia. Pilot pun telah menunggu mereka di pesawat.
Setelah mengenakan parasut, mereka bergantian masuk Namun sayang, pesawat itu tidak memiliki alas, sehingga 2 jam perjalanan akan mereka habiskan dengan menggantung di besi pesawat.
"Mungkin ini adalah ujian bagi saya, saya harus bisa membuktikan kepada mereka bahwa saya adalah yang paling tangguh disini." Ambisi dari masing-masing peserta ikut membara.
Mereka sama sekali tidak diberi tahu bahwa ada ujian seperti ini. Namun, ini bukanlah masalah besar bagi mereka. Mahasiswa tersebut sempat berbincang-bincang. Yang pastinya tentang keunggulan dari universitasnya masing-masing. Hanya Unpadlah yang berdiam diri dan hanya tersenyum. Mahasiswa Unpad itu memiliki sifat pendiam dan pemalu. Pesawat pun terus terbang tinggi membelah angkasa. Jika mereka ada di atas laut, maka mereka akan membicarakan laut. Begitupun ketika melihat hutan, perkantoran, rumah sakit, daerah budaya, negara-negara yang berbeda. Mereka terus membahas itu secara bergantian bahkan saling memotong pembicaraan kawan sekaligus rivalnya tersebut. "Pokoknya, universitasku memiliki fakultas-fakultas terbaik yang ada relevansinya dengan apa yang mereka lihat." Gerutu dari masing-masing mahasiswa yang mengobrol. Mahasiswa Unpad yang kebetulan menggantung di besi paling belakang hanya tersenyum dan mendengarkan dengan asyik celotehan kawan-kawannya.

Tiba-tiba pilot pesawat tersebut menghentikan pembicaraan mereka. Itu sangat mengagetkan bagi mereka. Mahasiswa Unpad kini berubah memasang mimik serius, dia menyimak gerak-gerik pilot itu. Karena kemarin dia menerima mata kuliah tentang pesan non verbal dari dosen komunikasinya. Pilot itu keluar dari kokpit. Dia membuka pintu. Dia menatap keempat mahasiswa itu dengan tatapan serius meski berusaha untuk tersenyum dusta. Mahasiswa Unpad mengetahui itu, Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad meraih peringkat terbaik di Indonesia selama empat tahun berturut-turut. Dia mengetahui bahwa mimik pilot tersebut menandakan ada hal yang tidak beres. Prediksinya benar, pilot pesawat tersebut berbicara dengan terbata-bata. Dia menginstruksikan bahwa pesawat mengalami over-loud. Keempat mahasiswa itu kebingungan. Mereka bingung karena mengerti bahwa harus ada satu yang mengalah dalam hal ini. Terjun berarti mengundurkan diri dalam perlombaan. Tiba-tiba suasana kabin pesawat nampak gaduh ketika perut pesawat terbuka. Angin kencang langsung mengganggu fokus mereka, sehingga mereka bergoncang hebat dibuatnya. Semua mahasiswa tidak tenang karena jika mereka melepaskan pegangannya, maka mereka akan langsung terjun dan dianggap mengundurkan diri dari perlombaan. Tiba-tiba mahasiswa UI berkata,
"Maaf teman-teman, aku tidak bisa mengalah tentang hal ini. Universitasku terlalu baik untuk mengundurkan diri. Namanya saja Universitas Indonesia. Aku harus menuntaskan amanat ini teman-teman. Apa yang harus aku jelaskan jika aku mengundurkan diri? Bukankah aku adalah maskot dari Indonesia?"
Teman-temannya mengangguk tanda menyetujui argumen darinya. Kemudian mahasiswa UGM menghentikan keheningan dengan berkata,
"Aku juga sama teman-teman. Aku tidak bisa mengundurkan diri. Walaupun kampusku tidak berada di kawasan ibu kota, namun kalian pasti tahu kan bahwa aku kampusku juga sangat berprestasi dimana-mana? Aku juga malu jika aku mengundurkan diri, apa yang harus aku jelaskan kepada rektor yang mengamanatkan ini kepadaku? Aku tidak ingin menyianyiakan kepercayaannya."
Kata-katanya sangat halus, membuat teman-teman yang lain sangat terharu. Terharu mengakui keberhasilan dan prestasi UGM selama ini. Namun, tiba-tiba mahasiswa ITB pun memotong rasa haru tersebut dengan berkata,
"Maaf teman-teman, aku juga tidak bisa melakukan ini. Aku tidak mungkin menyerah. Selama di kampus, kami dicetak menjadi insan-insan yang kuat, mandiri, dan bermental pemenang. Dalam teknologi kami unggul. Saya malu jika saya harus mengundurkan diri karena betentangan dengan prinsip belajar saya di kampus. Maaf teman-teman, saya tidak bisa mengundurkan diri saya."
Setelah ketiga mahasiswa tersebut selesai berargumen dengan alasan masing-masing. Mereka serempak menatap kepada mahasiswa Unpad yang dari tadi berada di ujung besi tempat mereka menggantung. Tatapan tersebut tajam dibalut dengan rasa serba salah karena sesungguhnya mereka juga tidak tega jika Unpad harus terjun. Mereka telah menganggap Unpad sebagai saudara. Walau sisi lainnya meyakinkan mereka bahwa tidak ada cara lain. Unpad terjun, atau tidak ada perlombaan sama sekali. Mahasiswa Unpad hanya tersenyum bingung. Dia berpikir bagaimana menyiasati kejadian tidak baik ini. Semua ini tidak adil baginya. Maka, dia pun mencari keadilan dengan berkata,
"Baiklah teman-teman,aku rela mengundurkan diri dari perlombaan ini. Sama sekali tidak mengurangi rasa hormatku kepada kalian, universitasku tetap menjadi universitas terbaik di Indonesia bahkan sebelum ada perlombaan ini. Jadi, silahkan kalian terus lanjutkan perlombaan ini. Kembalilah dengan membawa nama baik Indonesia. Saya titip Indonesia di pundak kalian teman-teman. Janganlah kalian hanya fokus mencintai universitas kalian saja. Karena, di universitas kalian menghabiskan waktu hanya 3-4 tahunan, namun di Indonesialah kalian mengawali dan mengakhiri kehidupan kalian. Luruskanlah niat kalian untuk mengharumkan Indonesia di perlombaan nanti."

Mahasiswa UI, UGM, dan ITB terharu mendengarkan kata-kata terakhir dari temannya. Mata mereka berkaca-kaca. Mereka pun bertepuk tangan sehingga mereka terjun bebas di udara. Ketiganya membuka parasut lalu menatap ke atas. Mereka menatap mahasiswa Unpad dengan wajah kebingungan. Mau tidak mau mereka harus merelakan ambisinya kalah dan menyerahkan kepercayaannya kepada Universitas Padjadjaran. Mahasiswa Unpad itu melanjutkan perjalanan dengan tenang. Setelah perlombaan usai, benar saja bahwa Unpad bisa bersaing dan mengalahkan universitas-universitas dari berbagai negara. Unpad pulang dengan bangga karena telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. TAMAT


Kamis, 17 Oktober 2013

10 Tips untuk Menggambar Sketsa Orang


Menggambar dan membuat sketsa orang adalah cara yang tak ternilai untuk mengembangkan berbagai keterampilan
artistik. Aku sudah menarik orang untuk waktu yang bertahun-tahun - keluarga, teman, orang-orang di kafe-kafe dan 
restoran, model kelas hidup - dan seniman lainnya. Orang sering mengatakan berapa banyak mereka menyukai 
saya membuat sketsa orang yang saya temui di perjalanan saya dengan sketsa - yang saya temukan agak aneh
 karena kebanyakan jarang memiliki
wajah!
Lagi pula, aku memutuskan sudah tiba saatnya untuk menulis lebih banyak tentang sketsa orang. Jadi posting 
blog ini adalah sekitar 10 tips tentang bagaimana membuat sketsa orang - atau setidaknya pemahaman saya 
tentang bagaimana saya sketsa orang.
Pertama beberapa dasar - maka tips.
Dasar-dasar berasal dari sketsa untuk Real - Pendahuluan. Sketsa seluruh pos mencakup beberapa yang 
telah diposting di blog ini sebelumnya dan beberapa yang baru ke blog.
Apa itu sketsa?
Sketsa A, dalam hal seni, dapat berupa:
cara berlatih dan menyempurnakan keterampilan Anda dalam menggambar dan menandai menandai
sebuah gambar eksplorasi - mengeksplorasi bagaimana sesuatu bekerja / mungkin bekerja
gambar cepat - misalnya sketsa di depan umum cenderung waktu terbatas daripada terbuka-berakhir
gambaran kasar - itu OK jika mereka kurang detail, jangan mengisi halaman atau bahkan tidak selesai
rekor sesuatu yang Anda pernah melihat
catatan satu atau lebih aspek sesuatu yang Anda ingin berkembang menjadi sebuah lukisan misalnya
 studi warna
studi pendahuluan - untuk sebuah lukisan kemudian (dilakukan sebelum Anda mulai memeriksa 
bagaimana lukisan Anda akan bekerja bukan sebagai underdrawing pada dukungan akhir Anda)
Sketsa mungkin menjadi imajinatif atau interpretasi kreatif bahan referensi - tapi itu tidak melibatkan menyalin 
teliti dari foto referensi.
Sangat sering sketsa adalah studi tentang subjek bahwa artis dapat melihat - dan akibatnya melibatkan 
bekerja dan menggambar dari kehidupan.
Mengapa sketsa?
Sketsa memperluas dan meningkatkan basis keterampilan dasar Anda.
Ketika Anda berlatih dan kemajuan, sketsa membantu Anda untuk:
Mengembangkan gambar tangan Anda, membuat tanda dan keterampilan observasional
Menggambar sesuatu sehari-hari - latihan yang akan membawa kelancaran dan kepercayaan diri 
untuk gambar Anda
Dapatkan catatan yang lebih baik dari warna dan nada yang Anda lihat
Berlatihlah bagaimana untuk memotong adegan dan menyusun gambar
Mengembangkan karya seni selesai tanpa bergantung sepenuhnya pada foto referensi
Jadi sekarang aku telah mengidentifikasi apa sketsa dan mengapa sketsa bisa menjadi kebiasaan yang 
baik untuk memperoleh, kita akan melihat 10 tips untuk bagaimana membuat sketsa orang.
10 Tips untuk Cara Sketsa Orang
Tips ini TIDAK dari 'cepat kaya' variasi. Mereka pada dasarnya prinsip-prinsip yang lebih masuk akal
 melalui aplikasi. Namun manfaat nyata benar-benar hanya datang ketika mereka menjadi kebiasaan 
mendarah daging melalui banyak latihan.
# 1. Ambil kelas dalam gambar hidup! 
Ini adalah # 1 top tip saya karena ini satu tip yang paling menghasilkan manfaat dalam hal belajar bagaimana
 untuk melihat, memahami bagaimana tubuh manusia bekerja dan bagaimana untuk menggambar bentuk
 figuratif dan nilai-nilai.
# 2. Cari tempat di mana orang berlama-lama. 
Tidak ada gunanya membuat hidup sulit bagi diri Anda sendiri. Sketsa orang-orang yang menetap atau yang
 bergerak hanya sedikit atau perlahan-lahan membuat sketsa orang jauh lebih mudah.
Berikut adalah beberapa saran:
kafe, bar dan restoran,
ruang tunggu apapun
stasiun kereta api dan bandara
galeri seni
orang menonton acara
taman dan tempat-tempat di mana orang-orang duduk di bawah sinar matahari
seniman sketsa / gambar / lukisan plein udara atau di studio
# 3. Orang selalu bergerak - jadi belajar menggambar CEPAT 
Tidak ada cara untuk mendapatkan putaran yang satu ini! Juga belajar untuk menjadi filosofis tentang fakta bahwa 
Anda akan memiliki banyak "dimulai" yang tidak pergi ke manapun di sketsa Anda. Aturan saya adalah saya 
kehilangan sekitar 25% dari sketsa saya mulai - dan saya menarik sangat cepat!
# 4. Duduk di satu tempat dan membangun adegan 
Jadi - Anda menerima bahwa orang akan datang dan pergi begitu dan Anda telah belajar bagaimana membuat 
sketsa cepat. Anda masih perlu strategi untuk bagaimana menghadapi datang dan perginya.Strategi pribadi saya
 adalah untuk duduk di satu tempat dan membangun sebuah adegan di sekitar orang penting.
Saya mencoba dan memilih seseorang yang terlihat menarik dan seolah-olah mereka mungkin tinggal diam cukup 
lama bagi saya untuk mendapatkan telanjang penting bawah - ukuran, bentuk, hubungan dengan latar belakang dan, 
khususnya, horizontals dan vertikal. Saya kemudian membangun lokasi sekitar orang itu sebagai orang-orang datang
 dan pergi. Mereka tidak semua harus berada di sana pada waktu yang sama!
Pribadi View, RSPP 2007 
8 "x10" pena dan tinta sepia dan pensil warna
Ingat Anda adalah membuat sketsa dan tidak menggambar potret. Saya telah melihat kecenderungan orang yang 
mulai membuat sketsa untuk hanya sketsa individu sebagai objek terisolasi dan bagi mereka untuk mengabaikan
 latar belakang dan konteks sama sekali. Tiga tips berikutnya tentang menangani ini.
# 5. Menggambar bentuk dan nilai-nilai tidak rinci
Menyipitkan mata untuk melihat nilai-nilai. Mulailah dengan bekerja di luar ukuran kasar dan bentuk bentuk besar 
bahwa Anda dapat melihat - dalam hal nilai. Anda kemudian dapat bekerja dalam ini - lagi menggunakan bentuk nilai. 
Menggunakan garis untuk menggambarkan tepi beberapa aspek detail maka dapat sangat efektif jika sebagian besar
 gambar adalah bentuk nilai karena kontras antara keduanya.Saya selalu menikmati sketsa 'squiggley' bit lipatan pakaian.
# 6. Membuat koneksi. 
Berikut adalah beberapa koneksi Anda dapat membuat
mencari hubungan antara orang-orang dalam hal hubungan dan bahasa tubuh
mengidentifikasi bentuk besar yaitu kelompok orang. Jika Anda tidak dapat melihat ujung maka tidak menarik.
bergabung bentuk yang merupakan nilai yang sama misalnya menghubungkan bentuk yang berhubungan 
dengan individu dengan latar belakang jika mereka nilai yang sama
membuat hubungan antara zona yang berbeda lebih jelas. Tumpang tindih angka dan benda-
benda untuk menunjukkan siapa yang di latar depan, jalan tengah dan latar belakang.
# 7. Ingat proporsi 
Gunakan latar belakang untuk membantu dengan skala. Ukuran Penglihatan dan mengukur
 proporsi akurat jika Anda punya waktu Jika Anda tidak melakukannya, maka pilih satu baris untuk 
bertindak sebagai dasar untuk menjaga segala sesuatu secara proporsional. Saya selalu mencoba dan 
menemukan vertikal karena saya memiliki kecenderungan untuk memiliki bersandar vertikal dan bertindak sebagai cek.
# 8. Mencari pengulangan. 
Orang yang mengulang gerakan subyek yang baik untuk menggambar. Anda harus bekerja apa urutan itu dan
 seberapa sering mengulangi. Artis sangat sering membuat model indah untuk belajar cara menggambar orang-orang
 yang animasi karena kebanyakan cenderung memiliki rutinitas rapi dan berulang-ulang gerakan ketika menggambar 
atau melukis. Pelukis dalam sketsa di atas memiliki dua pola yang berbeda dari gerakan. Aku melihat untuk sementara 
waktu dan memutuskan mana yang memberikan waktu sketsa maksimal. 
# 9. Hindari wajah gambar dan kaki! 
Jika Anda menggambar rupa, maka Anda harus benar-benar mendapatkan model rilis. Praktek kemiripan dengan 
keluarga dan orang yang Anda kenal daripada dengan orang asing. Juling ketika Anda melihat wajah dan kemudian 
hanya menggambar apa yang Anda lihat - yang akan menjadi nilai-nilai. Anda akan terkejut melihat betapa detail kecil ada.
Kaki sering diambil lebih besar dari mereka sebenarnya. Periksa kaki dalam sketsa di bawah ini - akan Anda telah
 menarik mereka kecil ini?
# 10. Ini bukan latihan dalam potret. Ini perlu mengulangi bahwa Anda perlu ingat bahwa Anda adalah membuat 
sketsa dan tidak menggambar potret atau mencoba untuk menjadi sepenuhnya akurat.
Pikirkan diri Anda sebagai wartawan visual, ada untuk merekam apa yang Anda lihat - ketika Anda juling!Jadilah 
diskriminatif - Anda tidak perlu untuk menarik semuanya. Banyak sketsa orang tidak lengkap.
Jika Anda mendapatkan sudut pandang yang baik, cobalah menggambar banyak orang kecil di satu lembar kertas.
 Menggambar kecil selalu menarik karena Anda harus bekerja apa karakteristik penting untuk menjaga yang berarti 
mereka tidak melakukan semua terlihat seperti pria tongkat atau sama. Anda juga dapat mengubah warna pakaian 
untuk membuat sketsa yang lebih baik!
Diposkan oleh Anis Ibrahim

Menyumpahinya 12 kali


Damar yang kala itu baru saja pulang dari kampus berpapasan dengan Indah. Mereka berbincang mengenai tugas yang baru saja di berikan oleh dosennya.
“Tugas itu sulit sekali lah, aku bingung mengerjakannya.” Damar terus saja menundukan kepala. Indah hanya tersenyum dan menatap ke arah Damar yang sedang lowbat itu.

Senja kala itu menjadi kenangan. Udara semilir berbau bunga yang sedang mekar. Mereka terus saja berjalan hendak menuju asrama yang berjarak dua kilo meter dari kampusnya. Damar menatap langit, matanya menerawang kosong. Dia menghentikan langkahnya. Indah kebingungan dan bertanya,
“Ada apa Mar?”

Damar hanya terdiam. Pandangannya masih kosong menatap ke langit. Walau sekarang Indah beranggapan bahwa Damar sedang menghitung segerombolan burung yang entah mau kemana. Indah berjalan ke depan Damar dan menatap wajahnya serius. Indah masih belum mengerti apa yang sedang Damar pikirkan. Apa yang sedang dia lihat, gumam Indah.

Jam menunjukan pukul 17.16. Sudah senja, mereka harus lekas pulang. Namun, angin senja meniup terlalu nyaman. Mungkin itu penyebab Damar menghentikan langkahnya. Pepohonan pun kebingungan apa yang sedang Damar lihat dan pikirkan.
“Indah..” Damar akhirnya bersuara. Suara itu lemah sekali. Tak mampu mengalahkan suara burung-burung yang bersilhoete di balik jingga.
“Apa, kamu gak papa Mar?” Indah menatap bingung wajah Damar yang masih menatap langit.
“Apakah kamu tahu sesuatu tentang apa yang aku pikirkan?” Damar melangkah kecil. Sekarang posisi Damar berada di depan Indah.

Indah menyumpahi Damar tiga kali. Apa yang akan ditanyakannya justru ditanyakan oleh orangnya sendiri. Indah berlari kecil mengejar Damar. Sikap Damar seperti so keren. Namun, rasa terbelalak kagum sekaligus aneh timbul di hati Indah. Damar memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana katunnya. Wajahnya masih menatap ke langit jingga. Sayangnya, matahari senja yang seperti kuning telur itu tidak ada dihadapan mereka. Matahari itu ada di sebelah kanan mereka. Jika ada seseorang di sebelah kiri mereka, maka dia akan melihat siluet dua manusia. Siluet pria dengan perawakan tinggi dan wanita yang seperti sedang mengejarnya. Rambut mereka mengalun seiring arah angin. Manis sekali jika itu diabadikan dalam frame.
“Indah, apakah kamu tahu perasaanku?” Damar mengulangi pertanyaan yang sama.

Indah menyumpahinya enam kali. Namun, kini Indah menjawab pertanyaannya. Walau dia memang so tahu.
“Kamu sedang memikirkan wajah Dosen killer di kelas tadi. Kamu membencinya, tapi kamu menyukainya bukan?”

Indah menjawab dengan nada serius. Damar tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap Indah serius. Indah menghentikan langkahnya. Indah pun menatap wajahnya. Apakah akan ada peperangan di jalan itu? Mereka saling menatap. Indah semakin bingung. Damar membuka bibirnya hendak mengucapkan sesuatu. Indah bercucuran keringat. Dia semakin tegang. Otak dan hatinya terus mencari-cari kemungkinan kira-kira apa yang akan di ucapkannya.
“Indah...”
“Ya...”
“A.....a....a...a..”
“Iya apa Mar..?” Suara Indah semakin lembut. Mungkin terbawa suasana romantis kala itu.
“A...ku...aku...aku..”

Mata Indah semakin terbelalak, berbinar penasaran. Dia menatap tajam ngotot ingin melihat isi  otaknya. Jarak mereka tinggal satu langkah lagi. Jantung Indah berdetak semakin cepat. Apakah mungkin doanya setiap di setiap pertiga malam akan dikabulkan oleh Allah. Indah sangat berharap Damar akan menyatakan cintanya saat itu. Jadinya Indah selalu berharap ada keajaiban. Apalagi momennya sedang romantis seperti ini. Langit yang jingga, pohon-pohon melambai, dan angin yang terus berhembus menentramkan hati.
“A..ku...akuu...”

Indah menyumpahi Damar sembilan kali. Hatinya semakin jengkel. Jika diwakilkan dalam emotikon nampaknya Indah akan memilih gambar meledak.
“Iyaa,,apa Damar..”
“Aku..aku..aku”

Damar memang begitu, selalu saja gagap jika ingin membicarakan hal yang penting. Itu berarti hatinya sedang tidak tenang. Itulah yang membuat persentase kemungkinan hipotesis Indah bahwa Damar menyukainya meningkat. Angin semakin cepat berhembus. Jalanan itu seakan menjadi milik mereka berdua. Ya setidaknya burung-burung pun menjauhi mereka. Takut mengganggu kenyamanan mereka.
“Aku...akuu..aku mulai lapar..”

Indah pun menyumpahi Damar 12 kali, namun kali ini dibantu dengan cubitan-cubitan panas. Damar pun akhirnya tertawa. Indah pada awalnya memasang wajah kecut, namun setelah melihat wajah Damar, dia pun tertawa juga. TAMAT



Rabu, 16 Oktober 2013

Cerpen: Kecup Cium Untuk Ibu



Namaku Aisyah, gadis remaja biasa yang baru bangun dari tidur lelapnya. Sudah menjadi kebiasaan bagiku meletakkan jam alarmku bersebelahan dengan kamar mandi. Supaya mau tidak mau aku harus berjalan untuk mematikan si berisik itu.
Alarm berdering. Kriiing..kriing.. kriiiingg! Nyaring sekali bunyinya. Benar saja jam menunjukan pukul 04.15 WIB. Suhu kamarku dingin sekali saat itu karena aku tinggal di kaki gunung Manglayang.
Aku keluar dari selimut dan berharap supaya nampak seperti ulat yang keluar dari kepompong.Berubah menjadi sosok yang lebih cantik dari sebelumnya. Kupu-kupu yang penuh warna dan siap terbang mencari nektar yang manis. Ups, aku melamun.
Aku pun meminum segelas air putih di sebelah si berisik itu.Lega sekali tenggorokanku setelah itu.Seluruh nyawaku telah berkumpul setelah meminum air yang sengaja aku simpan sebelum tidur itu.Melompatlah aku ke kamar mandi, aku harus menunaikan kewajibanku.Segarnya percikan air wudu yang membasuh wajahku. Dua rakaat pun aku tunaikan seraya berharap ada keajaiban yang akan Allah berikan kepadaku hari ini.
Ibu adalah orang pertama yang terucap di setiap doaku.Berharap supaya Allah memberikan kasih sayang-Nya sebagaimana ibu memberikan kasih sayangnya kepadaku dari kecil. Ayah telah meninggalkan kami sejak aku masih balita. Kadang aku bersedih karena Allah memanggilnya terlalu cepat sehingga sampai saat ini aku tidak pernah tahu sosoknya.Namun, ibu selalu mengatakan bahwa wajahku mirip ayah. Ayah adalah lelaki hebat, bertanggungnjawab, dan  menyayangi keluarganya.

*  *  *
“Ayahmu sangat tampan namun yang membuat ibu jatuh cinta karena kemuliaan hatinya.Ibu sangat menyayanginya.Wajahmu mengingatkan ibu kepadanya.”Kalimat itu terus menerus ibu ulangi ketika aku selalu bertanya bagaimana sosok ayah. Ibu adalah sosok wanita yang tegar, dia seakan telah bersumpah untuk tidak akan bersedih di hadapan anaknya.
Umurku sebentar lagi enam tahun. Kala itu ibu bekerja sebagai pedagang pakaian keliling. Berjalan menyusuri setiap gang di kampung-kampung yang berbeda.Aku sering memaksa untuk ikut ibu berdagang walau sering ibu tolak dengan alasan aku harus sekolah. Sekolah sama saja dengan mencekik ibu pelan-pelan. Aku bersikukuh mempertahankan logikaku saat itu.Namun yang membuatku takjub adalah tatapan mata ibu ketika berusaha meyakinkanku.Ibu pun bekerja seharian demi memastikan cukup biaya untuk sekolahku.
            Tahun berikutnya aku didaftarkan ibu masuk Sekolah Dasar.Aku adalah seorang anak yang supel dan ceria.Sebetulnya agak sedikit tomboy sehingga teman laki-lakiku menghindar dariku.Namun, aku tetaplah gadis mungil yang imut.Ibu selalu memakaikan kerudung yang lucu untukku.Sehingga orang tua teman-temanku selalu gemas ketika berjumpa denganku.
            Berbeda dengan teman-temanku yang selalu diantar dan diawasi seharian di sekolah, aku sebaliknya.Membuatku sedikit iri.Karena teman sekelasku seperti melihat makhluk aneh walau sesungguhnya itu timbul dari perasaanku saja.Selain anak yang ceria, aku juga termasuk anak yang rewel.Aku selalu mengamuk kepada ibu untuk ikut berdagangbersamanya.Namun, ibu tidak pernah satu kali pun memarahi karena sikapku. Dia hanya tersenyum kepadaku dan mengatakan,
“Besok ibu temenin kamu di sekolah ya.”
Setidaknya ucapan ibu menyumpal mulutku yang rewel.
            Selama dua minggu aku berangkat ke sekolah bersama ibu.Aku menyeringai dan menatap mata teman-temanku dengan mimik penuh kemenangan.Ibu selalu mengintip gadis kecilnya dari jendela.Aku jadi salah tingkah dibuatnya.Aku senang sekali.Aku menjadi sangat aktif di kelas.Ibu guru pun terkesima olehku.Ibu hanya tersenyum saja menatapku. Aku tersenyum dan hati kecilku berkata,
“Ibu, telima kasih!”
            Aku kini menjadi lebih mandiri.Semangat belajarku berkobar.Ibu selalu mengajariku dengan tulus.Aku sangat senang jika ibu menantangku untuk menghapal Alquran.Karena ibu selalu memberikan hadiah, jika aku berhasil menuntaskan hapalanku.
“Ibu, telima kasih!”
            Sekarang, aku berangkat sekolah dengan menggendong tas yang lebih besar dari tubuhku sendirian. Ibu tidak membujukku sama sekali. Ibu pun tersenyum tulus ketika aku mantap berkata,
‘Bu, besok Aisyah belangkat sekolah sendili yah.Deket ini kok bu.”
            Alhasil, ibu dan aku berangkat bersama setiap pagi namun kemudian kami berpisah.Ibu berdagang dan aku ke SD Sinar Harapan.Tidak sedikitpun mengurangi semangat belajarku.Aku menjadi juara kelas.Ibu meneteskan air mata dan menciumi pipi tembemku.
“Telima kasih Ibu!”
*   *   *
Aku beranjak membaca bahan untuk kuliah hari ini.Kebetulan, hari ini kuliah pertamaku pukul 10.20 WIB.Jadi cukup membuatku agak santai pagi ini.Aku menemukan kalimat yang di dalamnya tersisip kata pengorbanan.Selintas aku ingat ibu.Beasiswa yang kuterima ini berkat motivasi darinya.Bekerja sekuat tenaga menjadikan siang sebagai malam dan sebaliknya.
*  *  *
Ketika aku masuk SMA, ibu pindah profesi menjadi koki.Ya, ibu pandai sekali memasak.Walau dulu jarang sekali untuk makan daging.Namun, sayur capcay ibu adalah yang terbaik menurut versiku.
Pengorbanan untuk aku, ibu melakukan ini semua demi kebahagiaan putrinya.Putrinya yang berevolusi menjadi wanita bertaqwa setelah bergabung dengan Ikatan Remaja Masjid sejak SMP.Inikah yang dinamakan pengorbanan yang sejati?
   Pengorbanan.Sering aku dengar dari teman-temanku tentang kata itu.Tapi mereka selalu menyisipkan sebelum kata pacarku.Mereka hanya membahas tentang seberapa besar pengorbanan pacarnya kepada mereka atau sebaliknya. Pengorbanan macam apa itu? Kata hatiku.
   Ayah, anakmu kini telah tumbuh dewasa karena ibu. Aku mulai mengetahui apa alasan ayah mencintai ibu karena aku pun sangat mencintainya. Ayah, betapa beruntungnya aku karena masih memiliki ibu.Ibu yang seperti dia. Walau tak sedikit teman-temanku yang sering membicarakan keburukan ibunya.Mereka bersemangat sekali ketika membicarakan ibunya yang sering cerewet menyuruh dia makan, cerewet agar tidak pulang malam, dan cerewet khas ibu lainnya. Namun aku percaya satu hal..ayah, ibu seperti itu karena ibu menyayangi anaknya bukan?
*   *   *
Ketika mengingat ibu, aku terharu sekaligus kagum. Dari keringatnyalah aku bisa duduk di bangku kuliah ini. Ibu adalah motivasi terbesarku. Ibu adalah pahlawan yang selalu ada di hatiku. Apa jadinya aku jika tidak ada ibu? Sungguh pertanyaan yang tidak mau aku jawab.Hati kecilku belum siap untuk menerima kemungkinan tersebut. 
Aku melanjutkan membacaku.... TAMAT