(Sambungan dari Edisi 1)…
Benar saja, perkiraanku tepat tempo hari lalu. Aku yakin bahwa sedang
ada yang tidak baik antara ayah dan ibu akhir-akhir ini. Kejadian yang
sangat menyakitkan itu terjadi pada hari Minggu sore. Cuaca pada saat
itu sangat panas. Aku hanya berdiam diri di rumah dan melihat ke luar
jendela. Aku sedang melihat ibu sedang menyapu halaman sementara si
kecil tidur pulas. Keringat mengucur di kening si kecil. Sesekali aku
mengipasinya dengan kipas dari anyaman bambu untuk mengurangi rasa
panasnya. Tiba-tiba, sangat jelas terdengar olehku handphone ibuku
berdering. Aku tahu itu nada SMS. Ibu berhenti menyapu dan mengambil HP
dari saku celananya. Dia membuka dan kemudian terlihat seperti serius
membaca. Aku menghela napas dalam-dalam. Aku terus saja menatap ibu dari
dalam rumah dengan satu tangan mengipasi si kecil. Mataku tertahan dan
tak berkedip. Aku merasa penasaran terhadap apa yang sedang ibu baca.
Aku melihat dengan jelas ibu berdiri dan membaca SMS dengan serius. Aku
melihat dengan jelas pula matanya mulai berkaca-kaca. Seketika itu juga
dia melepaskan sapunya dan bergegas masuk ke dalam rumah. Aku langsung
lompat dari tempat tidur dan segera menghampiri Ibu. Ibu datang
kepadaku, dan langsung memelukku. Ya Allah… ibu menangis tersedu-sedu
sambil memelukku. “Mamah kenapa? Mamah kenapa?” pertanyaanku tak dijawab
olehnya, namun aku sangat bisa merasakan sakit yang ia rasakan. Aku
tidak mengerti apa yang sedang terjadi, aku bingung, apa yang harus aku
lakukan!
Ibu melepaskan pelukannya, ia berjalan ke sofa di ruang tamu dan
duduk di sana. Aku menghampirinya seraya berkata, “Mamah, boleh Aa
pinjem HP-nya?”. Ibu tidak berkata satu kata pun. Tetapi aku terus
memohon pada ibu untuk memberikan HP-nya. Tidak sabar, aku mengambil HP
digenggaman ibu dan ternyata SMS-nya belum ia hapus. Aku membacanya
dengan serius, sangat serius. “Assalammualaikum… Bibah, saya rasa
pernikahan kita tidak bisa berlangsung lama. Karena beberapa hal, saya
menalak tiga kamu sejak dikirimkannya SMS ini. Wassalam. Kus”. Setelah
membaca SMS itu, aku tetap saja tidak mengerti. Aku tetap tidak mengerti
apa yang sedang terjadi. “Kenapa papah nge-SMS gitu? Apaan itu talak
tiga? Apa hubungannya sama pernikahan? Atau jangan-jangan…” Ya Allah,
aku membutuhkanmu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar