Jumat, 29 Agustus 2014

Pangalengan - Memancing di Kolam Ikan Ceu Siska

LISES UNPAD
Lingkung Seni Suda Universitas Padjadjaran
Pangalengan, 23 Agustus 2014


Kesederhanaan ini membuahkan senyuman yang ikhlas. Siang itu cuaca relatif panas, namun hati kami mutlak merasakan kesejukan yang mungkin belum pernah kami rasakan.
------------------------------

Ekspresi Kang Ade Rustandi saat berhasil menangkap ikan di kolam ikan Ceu Siska.
---------------------

Banyak esensi yang dapat kita petik dari memancing. Dua hal terpenting itu adalah fokus dan sabar...


 --------------------

Hasil jepretan kamera Samsung Galaxy Tab dengan filter enhance night mode...


 
----------------

Sabar...!


--------------------

Malam harinya, saat menyantap bakso di pusat kota Pangalengan...



 -------------------

 Suhu semakin dingin, tapi keluarga besar Ceu Siska menghangatkan kami...


---------------------

Malam itu ditutup dengan seperti yang tertera pada gambar ini...


--TAMAT--

Lengkap Sudah Jamuan Ceu Siska

Keberangkatan Dewan Pengurus (DP) dan Dewan Pertimbangan Pengurus (DPP) Lises Unpad ke Pangalengan bertujuan untuk Rapat Kerja Tengah Tahun (Rakerta). Rakerta kepengurusan 2013/2014 itu akan dilaksanakan di kediaman Kang Sonny Tamara Kecamatan Pangalengan. Namun, satu hari sebelumnya yaitu Jum’at, 22 Agustus 2014 saya diajak untuk ikut serta ke sana. Awalnya saya bingung karena beranggapan itu hanya untuk DP dan DPP saja. Ternyata, yang berangkat ke Pangalengan bukan hanya pengurus saja. Melainkan teman-teman Lises yang lain termasuk saya yang notabene anggota termuda (Wisnuwarman).

Kami tidak bermalam di kediaman Kang Sonny, melainkan di kediaman Ceu Siska. Kediaman Ceu Siska berdekatan dengan Sonny. Saya, Kang Ade, Kang Daelan, Kang Gandhi, Ceu Enod, Ceu Ableh, dan Juding tidur nyenyak dipepende oleh udara dingin segar Pangalengan. Rumahnya sederhana, namun suasananya nyaman sekali. Saya masih ingat hangatnya keluarga Ceu Siska saat pertama menginjakan kaki di halaman rumahnya. Sungguh membuat saya merindukan suasana rumah.

Kami melakukan perjalanan dari Jatinangor ke Pangalengan selama hampir tiga jam. Teriknya sinar matahari membuat kami lelah. Terlebih udara Pangalengan siang hari yang tetap panas jauh dari perkiraan awal (dingin). Kami berinisiatif untuk istirahat sejenak menunggu waktu ashar di halaman belakang. Cukup asri dan sejuk suasana di sana. Jika Anda keluar dari pintu belakang, Anda akan langsung dihadapkan dengan kolam ikan yang dikelilingi pohon jambu yang sedang berbuah.

Angin sepoi-sepoi menemani waktu istirahat kami. Tidak begitu lama, Ibu Ceu Siska menghampiri kami dengan membawa satu mangkuk besar tutut (Baca - Keong sawah). Olahan makanan favorit suku Sunda itu sangat lezat, bumbunya kebetulan mirip seperti rasa olahan rendang daging sapi. Apalagi ditemani kerupuk dan teh manis hangat. Saya serasa ingin menulis ucapan TERIMA KASIH yang sangat besar pada kain raksasa (saking bahagianya). Ternyata, keluarga Ceu Siska terus saja menjamu kami. Setelah makan tutut, datanglah ayahnya Euceu dengan membawa alat pancing. Beliau menghendaki kami untuk mancing: sambil menunggu sore katanya. Awalnya kami ragu, tapi ujung-ujungnya mancing juga.

Cukup sulit memancing di kolam yang tidak terlalu besar. Karena mungkin boro-boro ikan mau nyantap ikan, mau berenang ke tengah juga sudah syukur. Karena, pemancing-pemancing amatir ini selalu tertawa dan bolak-balik gak jelas. Saya dan Kang Ade berhasil menangkap ikan. Hanya Kang Daelan yang gagal, mungkin bukan harinya. Kami sempat putus asa karena hari sudah mulai gelap, sementara tangkapan kami baru tiga ikan. Sekali lagi ayah Ceu Siska menjadi Superman bagi kami. Beliau telah menyiapkan ikan-ikan besar sebelum kami sampai. Ikan-ikan itu disimpan di dalam jaring dan kami tidak mengetahui keberadaannya. Kini, saya ingin menuliskan lagi kata I LOVE YOU di atas langit untuk keluarga Ceu Siska.

Malam pun tiba, kami menunaikan solat Isya bergantian. Perut yang keroncongan memaksa kami untuk mencari makanan. Sampai ketika ada seorang di antara kami mengusulkan untuk jajan bakso. Tidak ada pilihan lain, kami pun sepakat pergi bersama-sama untuk membeli semangkuk bakso yang katanya bakso khas Pangalengan. Perut kenyang dan bibir merah karena porsi yang sangat pedas. Namun, keluarga Ceu Siska belum puas menjamu kami. Sepulang dari tempat bakso, kami disambut oleh keluarga Ceu Siska dengan api unggun kecil yang hangat. Gelak tawa yang terlontar akibat kelucuan keponakan-keponakan Ceu Siska menambah kehangatan suasana pada malam itu. Kehangatan itu membuat jarak antara kami semakin tidak tampak. Hal itu sempat menjadi ketakutan bagi saya karena khawatir predikat saya sebagai akademisi justru membuat jarak dengan masyarakat. Namun, keterbukaan menghapuskan jarak itu. Malam yang penuh kehangatan ini ditutup dengan memasak ikan bakar dan makan bersama. Terima kasih keluarga Ceu Siska, semoga kebaikan menyertai kehidupan Bapak, Ibu, Ceuceu, dan semuanya. Amiin


---TAMAT---
Selanjutnya

Rabu, 27 Agustus 2014

Bersama Lises Unpad, Saya 'Plesir' Ke Pangalengan

Sabtu, 23 Agustus 2014__Saya mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke Pangalengan bersama Lises Unpad. Seperti biasanya, saya merasa tidak perlu memanaskan mesin sepeda motor terlebih dahulu dan langsung saja berangkat dari kontrakan menuju sekretariat Lingkung Seni Sunda Universitas Padjadjaran (Lises Unpad). Dewan Pengurus (DP) dan Dewan Pertimbangan Pengurus (DPP) Lises Unpad akan mengadakan Rapat Kerja Tengah Tahun di kediaman Kang Sonny di Pangalengan. Namun, saya diberikan kesempatan untuk ilu biung (bergabung-red) dengan Akang-Ceuceu Lises Unpad angkatan atas itu.

Mungkin saja ini kebetulan. Pasalnya, kediaman Teh Siska juga di Pangalengan. Tidak terlalu jauh dari kediaman Kang Sonny yang akan dipakai Rakerta kira-kira 1 kilometer. Disanalah rencananya kami (yang tidak mengikuti Rakerta) akan menginap. Tujuan saya kesana memang untuk tafakur alam. Mencoba mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan meningkatkan rasa syukur pada saat menyaksikan keindahan ciptaan-Nya. Saya rasa Pangalengan adalah tempat yang tepat. Ini kali pertamanya saya bisa menyaksikan keindahan Pangalengan secara langsung. Maka, saya sudah mencoba membayangkan keindahannya sebelum berangkat. Yang benar saja, hal pertama yang terlintas di benak saya adalah Susu Pangalengan. Bukan kebetulan, hanya saja sering terlihat penjual susu di pusat perbelanjaan menyerukan yel-yel, “Susu murni KPBS Pangalengan”. Akhirnya, saya tertawa.

Banyak teman di kampus yang berasal dari Kecamatan Pangalengan. Mereka pun sering membandingkan daerahnya dengan Lembang. “Ibaratnya, Pangalengan dan Lembang merupakan kutub utara dan selatannya Bandung” ucap seorang teman. Pada saat itu, entah mengapa saya belum juga iseng mencari tahu kondisi kekinian Pangalengan di internet. Saya hanya mencocokan kondisi Pangalengan dengan Lembang, karena tiga bulan yang lalu saya bisa mengunjungi Gunung Tangkuban Parahu Lembang. Mungkinkah hamparan sayuran di setiap tikungan jalan, suhu yang dingin, masyarakat yang ramah dengan bahasa Sunda dan logatnya yang khas, ataupun makanannya? Saya (sedikit) berpikir keras kala itu mencari titik temu, “Kira-kira Pangalengan itu gimana ya?”. Namun, saya tetap memegang teguh data awal saya: Pangalengan itu gudangnya susu, karena saya belum pernah melihat penjual susu di pusat perbelanjaan yang menyebut dirinya, “Susu Murni dari Lembang”. Walaupun ada, maka tolong garis bawahi perkataan saya, “Susu produksi Lembang kurang Eksis daripada susu Pangalengan karena KPBS udah punya soundtrack.” Saya kembali menertawakan diri saya sendiri.

Masih berkutat dengan persamaan dan perbedaan dua daerah itu, saya pun kembali dipusingkan dengan, “Apa itu kepanjangan dari KPBS?”. Aneka jawaban saya coba cocok-cocokan dengan singkatan itu. Saya masih saja enggan untuk mencari tahu jawabannya di internet. Saya menghendaki: biarlah waktu yang akan menjawabnya. Asal Anda tahu saja, akhirnya saya pun dapat mengetahui kepanjangan dari KPBS langsung dari tangki truk pengangkut susu yang tak sengaja berpapasan di perjalanan menuju ke Pangalengan. Tulisannya cukup jelas, membuat mata saya terbelalak kagum, bahkan berlinang air mata. Saya bersyukur dengan berkata, “Ya Allah, terima kasih atas jawaban-Mu ini”. Kira-kira desain penulisan yang menempel di tangki truk itu seperti ini:


--------------------------------
Berikut ini adalah gambar yang berhasil saya abadikan pada saat keberangkatan dari Jatinangor-Pangalengan:

























--TAMAT--
Selanjutnya, JAMUAN CEU SISKA...

Bahagia Karena Teman

Sebuah Gumaman Hati Yang Pernah Buta
------------------------

Mataku hanya menatap ke depan. Sehingga, aku taksadar jika dibelakang ada seseorang yang lebih memerhatikanku dibandingkan dengannya. Terima kasih kepada orang tua dan teman-teman yang selalu mengisi kehampaan hati.

Aku bergumam (tempo lalu): Cintaku masih Engkau sembunyikan. Namun, kini aku menyadari bahwa itu sebenarnya bukanlah cinta. Karena yang aku maksud adalah dia, wanita yang selalu aku puja. Padahal, cinta-Mu selalu mengalir dalam darahku. Selalu aku temukan dalam setiap jengkal langkahku. Terima kasih karena Engkau telah memberikan senyuman-senyuman hangat melalui teman-temanku.

Walaupun status (medsos)ku masih sendiri, namun kenyataannya aku tidaklah sendiri. Aku kuat karena komunikasi. Interaksi dengan mereka yang bisa membagikan tawa canda dan suka dukanya kepadaku dengan tulus. Tanpa harus ada metode pendekatan khusus. Ini merupakan sebuah keajaiban yang takkan hangus. Tidak perlu mengkhawatirkan sebuah kata perpisahan seperti "putus". Terima kasih teman-teman. Walaupun sikapku seringkali membuat kalian jengkel, namun tetap bisa menerimaku kapanpun aku mau.




Selasa, 26 Agustus 2014

Kegiatan Ramah Tamah BKI Fikom Unpad



Biro Kerohanian Islam (BKI) Fikom Unpad mengadakan silaturahmi pengurus dengan pramuda 2014. Silaturahmi yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2014 ini bertempat di Arboretum Universitas Padjadjaran. Acara terdiri dari perkenalan dan ramah tamah. Sempat terselip canda pada saat proses ramah tamah berlangsung.

Sementara itu, Aziz Muslim mencoba memaparkan pandangan umum terkait Hari Bina Iman dan Taqwa (Habit). Habit merupakan acara yang bertujuan untuk mengenalkan kegiatan mentoring kepada pramuda fikom muslim 2014.

"Kami meminta maaf apabila Habit tahun ini lebih sederhana dari tahun kemarin. Namun, kami tetap berusaha maksimal untuk menjaga esensi dari acara ini. Kami akan memfasilitasi teman-teman untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa ke hadirat Allah Swt. Tentunya dengan ciri khas BKI, yaitu belajar agama dengan cara yang menyenangkan." Tutur Aziz Muslim ketua pelaksana Habit 2014.

Dia juga berpesan agar pramuda Fikom Unpad 2014 tidak "tanggung" untuk meraih sukses. "Ya kalo mau sukses jangan tanggung-tanggung. Jangan hanya kepingin sukses di dunia doang, harus sukses di akhirat juga!" Sambungnya. *Kresna A.

Kamis, 21 Agustus 2014

Ramainya Perkenalan Hima dan UKM Fikom Unpad 2014

Tak terasa sudah berlangsung acara penerimaan mahasiswa baru Fikom Unpad hari kedua. Pada hari kedua,  Pramuda disuguhi dengan pengenalan Hima dan UKM Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Kebetulan, saya aktif di Hima Ilkom, KGF, dan BKI. Mungkin saja ada sebagian Pramuda yang kebingungan karena saya selalu muncul pada saat perkenalan. Namun, berkat hal inilah saya berpesan bahwa kekuatan silaturahmi memang luar biasa. Jalinlah hubungan sebanyak-banyaknya. Beda UKM bukan berarti kita berhenti saling menyapa. Justru, dengan perbedaan inilah kita harus bersatu padu menyusun kekuatan untuk membanggakan Fikom Unpad walaupun berbeda jalan. Selamat menikmati hasil dokumentasi pribadi pada acara PMB Fikom Unpad hari kedua.
--------------------------------------
SAHABAT BIRO KEROHANIAN ISLAM (BKI) FIKOM UNPAD

Mohon kenalkan, nama ikon ini adalah Izza.. Silahkan panggil saja Neng Izza :)


Narsis :)



---------------------------
Perkenalkan, Ahmad Romdani. Dia adalah sahabat saya di kelas Ilmu Komunikasi A sekaligus rekan sejawat di BKI. Silahkan untuk mengikat tali silaturahmi dengan dia. KLIK DI SINI

----------------------------
Jaket Kuning adalah lambang perbaruan di Fikom. Hima Ilkom berdiri di tahun 2014. Merupakan angkatan pertama yang segera memiliki adik baru. Selamat datang Pramuda 2014 :)





 ---------------------------
Bahrelway.. Nama dia Rizky Rahmatullah. Sama dengan Dani: Teman sekelas. Dia adalah Sahabat yang sangat lucu. Pokoknya super duper kocak. Gak nyesel deh bersahabat sama dia. KEPO? SILAHKAN KLIK DI SINI!

---------------------------
Berpose dengan Sahabat Ilkom A :)



Sekian :)