Assalammualaikum Wr. Wb. :)
Selamat pagi Sahabat Aziz di Catatan Kresna :)
"Jangan pernah meremehkan diri sendiri. Jika kekurangan itu ada, maka perbaikilah. Jadikan dirimu lebih baik. Simple kan?"
Aziz Muslim
Setiap hari Sahabat harus mengambil
ratusan keputusan, dan tidak jarang Sahabat merasa mengambil sebuah keputusan
yang salah. Misalnya sakit perut, gara-gara memaksa menambahkan sambal ke dalam
menu makanan Sahabat karena terlihat menggiurkan. Atau, salah memilih rute
jalan ke kantor klien yang menyebabkan perjalanan Sahabat semakin panjang.
Menyesali keputusan yang telah Sahabat
ambil tentu hanya membuang-buang waktu, apalagi bila menyesalinya seumur hidup.
Agar tidak menyesal belakangan, ikuti tips dari para ahli mengenai pengambilan
keputusan yang lebih cerdas.
1. Pikirkan
apa yang paling penting untuk Sahabat
Semua orang membuat
keputusan dengan berbagai alasan, termasuk alasan kehabisan waktu, tidak ingin
mempertimbangkan alternatif, atau hanya ingin mengikuti kemauan kita saja. Tapi
menurut Sheena Iyengar, PhD, penulis buku The Art of Choosing, dan profesor
bidang studi bisnis di Columbia University, ketika dihadapkan dengan keputusan
apapun, yang harus dipertimbangkan adalah “Apakah yang paling penting untuk Sahabat”.
Walaupun keputusan yang Sahabat lakukan merupakan keputusan kecil, memastikan
apakah sesuatu yang Sahabat pilih penting atau tidak adalah hal yang sifatnya
mendasar.
“Tidak berarti satu
keputusan akan mengubah hidup Sahabat seluruhnya,” jelas Iyengar. Namun,
keputusan-keputusan kecil tersebut akan bertambah dan berdampak dalam hidup Sahabat,
apakah Sahabat akan lebih baik atau sebaliknya.
Langkah selanjutnya
adalah memutuskan apakah keputusan tersebut mendukung tujuan hidup Sahabat atau
tidak. Misalnya, setelah bekerja Sahabat diajak untuk pergi keluar bersama
seorang teman, putuskan apakah pertemanan atau kesehatan yang paling
mempengaruhi dan mendukung hidup Sahabat. Dengan membuat pilihan tersebut, Sahabat
dapat lebih mudah untuk mengambil keputusan.
2. Jaga
emosi Sahabat
Apakah Sahabat pernah
“maksa” mengorek tabungan untuk membeli sepatu idaman Sahabat, padahal saldo di
rekening sudah menipis? Banyak dari kita yang mendahulukan perasaan daripada
otak. Maksudnya, Sahabat memutuskan sesuatu berdasarkan emosi (keinginan) bukan
berdasarkan atas pemikiran matang Sahabat. Keputusan berdasarkan emosi
seringkali hanya akan berakhir sebagai penyesalan. Contohnya, Sahabat akhirnya
menyesal telah membeli sepatu tersebut ketika akhirnya butuh membiayai
perawatan orangtua Sahabat di rumah sakit.
William Helmreich,
PhD, penulis What Was I Thinking? The Dumb Things We Do and How to
Avoid Them, dan profesor sosiologi di program pasca sarjana CUNY,
menyarankan siapapun yang mengalami situasi emosional tersebut untuk menunggu
lima jam sebelum membuat keputusan akhir. Dengan cara ini Sahabat dapat menenangkan
emosi Sahabat ke tingkat yang wajar, dan mulai berpikir dengan jelas tentang
konsekuensi dari setiap pilihan serta keputusan yang akan Sahabat ambil.
3. Cari
rencana alternative
Jika keputusan yang Sahabat
pilih ternyata salah, atau Sahabat akhirnya menyadari bahwa keputusan tersebut
tidak seperti yang Sahabat inginkan, jangan buang waktu untuk berpikir “kalau
saja saya….”. Sebaliknya, buatlah keputusan alternatif yang akan menghapus
penyesalan Sahabat. “Bukan tugas Sahabat untuk menyesal. Tugas Sahabat adalah
membuat pilihan-pilihan baru,” jelas Iyengar.
Jika Sahabat tidak
yakin mengenai langkah selanjutnya, Iyengar menyarankan untuk membayangkan
jalan raya. Ketika Sahabat terjebak dalam kemacetan, ambil jalan keluar pertama
yang Sahabat lihat, dan cari cara baru untuk mencapai tujuan Sahabat. Atau,
jika Sahabat telah memutuskan untuk pergi berlibur ke suatu tempat, setelah
sampai hotel ternyata di luar sedang turun hujan. Hal tersebut biasanya
mengharuskan Sahabat untuk tinggal hotel. Akan tetapi Sahabat juga dapat
membuat liburan di hotel lebih menyenangkan dengan mencari tahu apakah ada
acara-acara seru yang diadakan pihak hotel di dalam ruangan, atau berkeliling
hotel untuk melihat-lihat fasilitas yang tersedia.
4. Evaluasi
proses pengambilan keputusan Sahabat
Penasaran apakah Sahabat
sudah banyak mengambil keputusan yang benar atau sebaliknya? Iyengar
menyarankan untuk menjaga pilihan tersebut dengan membuat buku harian selama
satu bulan. Catat semua keputusan yang telah Sahabat ambil setiap harinya,
bagaimana Sahabat membuat keputusan tersebut, dan bagaimana pengaruh keputusan
tersebut bagi hidup Sahabat. Dengan begitu Sahabat dapat melihat pola dalam
proses pengambilan keputusan Sahabat. Misalnya, apakah Sahabat membuat
keputusan berdasarkan saran orang lain? Apakah keuangan Sahabat memainkan
faktor utama dalam keputusan Anda?
Dengan mencari tahu
apa yang mendorong pilihan Sahabat, Sahabat akan lebih mudah melihat perubahan
yang harus Anda buat, atau memastikan bahwa semua keputusan yang Sahabat ambil
sudah benar. Selamat belajar, dan mengimplementasikan tips dari Prof. Iyengar
ya.. :) Aziz juga belajar kok.. Tetap semangat ya… :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar