"Kata ‘Selamat datang’ terpampang
jelas di lorong kedatangan Bandara Internasional Narita Tokyo Jepang”
Assalammu’alaikum,
Selamat malam Sahabat!
Malam ini saya akan mencoba untuk
berbagi kisah tentang sebuah banner di
Bandara Internasional Narita, Tokyo Jepang. Tentunya ini bukanlah banner biasa. Hal itu karena konten yang
ada didalamnya mampu memberikan makna positif bagi hidup saya. Selamat membaca
dan semoga bermanfaat...
Sederhana, lembut, nyaman,
menyentuh, dan masih banyak lagi istilah yang ingin saya ucapkan untuk
merepresentasikan perasaan saya saat pertama kalinya menginjakan kaki di World Sky
Gate kebanggaan masyarakat Jepang tersebut. Saya sangat mengapresiasi sebuah
upaya positif dari pengelola Bandara Internasional Narita untuk penyambutan
para penumpang dengan bahasa negara masing-masing. Sebuah sambutan yang membuat
hati ini semakin bangga. Bangga karena dua hal: Pertama, Dengan segala kelebihan dan kekurangan, saya dapat
menginjakan kaki di Jepang. Kedua,
terdapat bahasa Indonesia di sana, “Selamat datang”. Menurut saya, hal tersebut
merupakan sebuah sambutan terbaik yang memang keberadaannya sangat cocok untuk
menghiasi terminal kedatangan internasional suatu bandara. Sehingga, turis
mancanegara seperti saya dapat merasakan adanya sambutan yang penuh hormat
walaupun tidak sedang berada di negaranya. Akan tetapi, ada hal yang lebih
penting yang akan saya sampaikan selain perasaan bangga. Dengan adanya greeting semacam itu, saya merasakan
bahwa keberadaan saya di sana sangat diakui. Hal itu memberikan dampak dan
pengaruh yang sangat signifikan kepada mood saya yang sempat loyo akibat lamanya mengudara (hampir enam
jam). Alhasil, semua rasa lelah itu hilang saat melihat banner tersebut. Jepang telah berhasil membuat saya jatuh cinta
pada pandangan yang pertama. Indonesia pun bisa mengadopsi hal seperti itu jika
memang ada kemauan, apakah ada? Kemungkinan besar ada. Apakah bisa diterapkan?
Kemungkinan besar bisa. Bagaimana jika sekarang? Belum tentu, banyak hal yang
harus dipertimbangkan... sangat banyak, banyak, dan... banyak... dan saking
lamanya mempertimbangkan maka kemungkinan besar mereka lupa dan akhirnya ide
serta kemauan itu hilang...
Wassalammu’alaikum,
Aziz Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar