Kamis, 21 November 2013

Macam-macam Puasa Sunnah

1. Puasa ‘Arafah
    Pada hari ‘arafah disunnahkan puasa bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji yaitu
    tanggal 9 Dzulhijjah. Berdasarkan sabda Raulullah SAW:
    Puasa pada hari ‘arafah dapat menghapus dosa-dosa selama dua tahun, satu tahun sebelumnya dan satu
    tahun yang akan datang. Sedangkan puasa ‘Asyura menghapus dosa-dosa satu tahun
    sebelumnya.(Diriwayatkan oleh Muslim No 1162)

2. Puasa ‘Asyura dan Tasu’a
    Puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, sebagaimana sabda Rasulullah:
    -> ‘Asyura
          Sedangkan puasa ‘Asyura menghapus dosa-dosa satu tahun sebelumnya.(Diriwayatkan oleh Muslim
          No 1162)
    -> Tasu’a
         Pada tahun depan Insyaalloh kita akan berpuasa pada hari Tasu’a.(Diriwayatkan oleh Muslim No
         1134)

3. Puasa Syawal
    Puasa enam hari di bulan Syawal, berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

    Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan melanjutkannya dengan puasa enam hari di
    bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.(Diriwayatkan oleh Muslim No 1164)

4. Puasa pertengahan pertama pada bulan Sya’ban
    Sesuai dengan peryataan aisyah ra:

    Aku tidak pernah meliat Rasulullah SAW berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan
   Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau melakukan puasa dalam suatu bulan yang lebih
   banyak daripada (puasa) pada bulan Sya’ban.(Diriwayatkan Muslim No 1156)

5. Sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah
    Berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

    “Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih disukai oleh Alloh daripada hari-hari ini
     yaitu sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah,
    (apakah) tidak pula jihad di jalan Alloh [lebih baik dari itu]?” Beliau menjawab,”Tidak pula
    jihad di jalan Alloh kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian dia tak
   kembali lagi dari berjihad dengan membawa sesuatu apapun.”(Diriwayatkan oleh Bukhori No 969.
   Lafaz hadits terdapat dalam riwayat At Tirmidzi No 757)

6. Puasa pada bulan Muharram
    Berdasarkan sabda Rasulullah SAW ketika beliau ditanya:
  
    Puasa apa yang lebih utama setelah Ramadhan? beliau bersabda,”Bulan Alloh yang kalian sebut
    dengan Muharram.”(Diriwayatkan oleh Muslim No 1163)

7. Hari-hari putih (ayyaamul bidh)
    Pada tanggal 13, 14, 15 di setiap bulannya. Berdasarkan pernyataan Abu Dzar ra:

    Rasulullah memerintahkan kepada kami untuk berpuasa pada hari putih selama tiga hari setiap
    bulan: yaitu pada tanggal 13 14 15. Dan beliau menyatakan,”Puasa itu bagaikan puasa sepanjang
    tahun.”(Diriwayatkan oleh an-Nasa’i No 2422 dan Ibnu Hibban No 3656 dan beliau
    menshahihkannya)

8. Puasa Senin-Kamis
    Berdasarkan riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW sering melakukan puasa pada hari senin
    dan kamis, kemudian beliau ditanya tentang hal itu maka beliau bersabda:

   Sesungguhnya perbuatan-perbuatan itu diperlihatkan pada setiap hari senin dan kamis, lalu Alloh
   mengampuni setiap muslim atau setiap mukmin, kecuali dua orang yang saling memutuskan
   persahabatan, Alloh berfirman,”Akhirkanlah mereka berdua.”(Diriwayatkan oleh Ahmad No 8161
   dan sanadnya shahih)

9. Puasa satu hari dan berbuka satu hari
    Puasa ini kita kenal dengan sebutan puasa dawud. Sesuai sabda Rasulullah SAW:

    Puasa yang paling dicintai Alloh adalah puasa dawud, dan shalat yang paling dicintai Alloh
    adalah sholat dawud. Ia tidur setengah malam dan bangun sepertiga malam dan tidur seperenam
    malam, dan ia puasa satu hari dan berbuka satu hari.(Mutafaqun’alaih;Al-Bukhori No 1131;
    Muslim No 1159)

10. Puasa bujang yang belum mampu menikan
      Berdasarkan Sabda Rasulullah SAW:

      Orang yang telah mampu bersenggama(karena mampu memberikan nafkah), hendaklah ia
      menikah. Sesungguhnya hal itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga
      kehormatan. Sedangkan bagi orang yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa. Karena
      sesungguhnya hal itu dapat perisai baginya.(Diriwayatkan oleh Abu Dawud No 2440 dan Al
     Hakim 1/600 menshahihkannya)

Sumber: Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri. Minhajul Muslim. Ensiklopedia Muslim

Tidak ada komentar: