Minggu, 24 November 2013

Ke-prihatin-an SBY :(

Berbicara tentang Pak SBY, maka kita akan langsung mengingat satu kata khas dari lisan beliau yaitu, “Prihatin”. Beliau telah mengabdikan dirinya hampir 10 tahun sebagai Presiden Republik Indonesia. Tentunya, kita walau sedikit pasti mengetahui sepak terjang beliau dalam memimpin negeri ini.

Prihatin, ya sangat prihatin. Sesuai dengan apa yang Pak SBY katakan. Supir truk yang aku wawancarai di rumah makan Majalengka pun mengatakan hal yang sama seperti apa yang beliau katakan, yaitu prihatin.

Aku bingung..??? Apa yang harus diprihatinkan..? Pak SBY, Indonesia, atau ibu negara yang terbukti sebagai korban penyadapan oleh negara sekaligus benua tetangga. Yaaaaa, betul sekaliii… Australia, meloncat dengan kantung sambil menikmati informasi-informasi privasi tentang Indonesia. Besar kemungkinan, Pak SBY sangat memprihatinkan ini.. LL

Pikiran Rakyat (24/11)-AUSTRALIA telah menyadap Indonesia sejak 2009. Namun, aktivitas spionase Australia ini baru ketahuan beberapa hari terakhir. Tepatnya Selasa, 19 November 2013, harian ABC dan Guardian Australia, memuat dokumen yang menyebut intelijen Australia menyada telefon milik Susilo Bambang Yudhoyono serta Sembilan orang lainnya, termasuk istri, penasihat, dan beberapa menteri, selama 15 hari pada Agustus 2009.

Peristiwa “mengintip ibu pertiwi” ini sontak membuat bangsa Indonesia marah. Hal tersebut diketahui karena pak presiden mengicaukan kekesalannya di twitter pada 19 November 2013, pada pukul 00.04: “Sejak ada informasi penyadapan AS & Australia terhadap banyak negara, termasuk Indonesia, kita sudah protes keras.” Akhirnya pak presiden bangkit juga… Yeeee!!! :D

Kita tidak bisa memungkiri bahwa kita memiliki presiden yang sangat penyabar. Diakuinya pulau kita di bagian utara Kalimantan pun banyak yang berpersepsi akibat kurang tegasnya pemimpin kita. Beliau hanya bisa berprihatin terhadap negeri yang sedang dipimpinnya. Alhasil, ketika saya menulis, saya turut merasakan rasa prihatin yang dirasakan beliau.

Anggap saja saya sedang ada dihadapan beliau atau bahasa bekennya audiensi, saya akan mengatakan: “ Pak, dengan segala kerendahan hati, saya  turut prihatin kepada bapak atas kejadian yang selalu ‘memprihatinkan’ negeri ini. Saya sangat menghormati bapak. Dan saya sangat merinding ketika membaca CV dan mengetahui berbagai prestasi yang telah bapak raih. Namun, mohon maaf jika saya sering tertawa kecil hingga sinis ketika memerhatikan negeri yang dipimpin oleh bapak. Apalagi ketika saya usai menonton film dengan judul ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’. Maafkan saya juga jika saya marah, emosi memuncak, dan hilang kendali. Apalagi setelah mendengar lagu-lagu bang Iwan Fals tentang pemimpin dan negerinya. Saya dan kami sangat berharap bapak bisa mencintai negeri ini sebagaimana kami mencintainya. Kami memercayakan semua SDA, SDM, dan tujuan negara kami di tangan bapak. Kami tidak mengerti demokrasi, dalil Montesqiue, dll tentang birokrasi. Namun, kami tahu bahwa pak SBY itu kereeen. Kami hanya tahu bahwa bapak adalah presiden dan pemimpin kami. Bangkitlah! Sudah cukup kita berdiam diri, menganggap semua ini sebagai tontonan, dan membiarkan delegasi-delegasi negara lain mencibir kita di belakang stage. Kamu pasti bisa…. SEMANGAT!!! J Saya mendukungmu..!!!”

Kutipan dari buku 99 Ideas for Happy Leader karangan Nana Rukmana D. W.:
Wahai para pemimpin yang mendambakan kebahagiaan! Berhati-hatilah dalam memperlakukan orang yang lemah. Jangan sekali-kali Anda menganiaya mereka dan orang-orang yang tidak memunyai pembela kecuali hanya Allah Swt.
Wahai manusia! Jangan pula kalian menghujat dan memfitnah para pemimpin yang sudah berupaya menegakan keadilan. ‘Pemimpin juga Manusia’ yang memunyai hati dan perasaan. Ia dapat mencintai dan juga mendambakan untuk dicintai. Ingatlah, sesungguhnya tidak ada penghalang antara pemimpin yang adil-serta orang-orang teraniaya-dan Allah Swt. Sesungguhnya doa mereka pasti dikabulkan.”

Karena masalah kita belajar, tanpa masalah maka tidak belajar. Semoga ada hikmah yang dapat kita petik dari kejadian ini… 

#AzizMuslimPeduli

Tidak ada komentar: