Selasa, 22 September 2015

Memahami dan Memaknai Karakteristik Dunia Digital





Aziz Muslim
Ilmu Komunikasi 


            Apa yang pertama kali terlintas dalam benak Anda saat mendengar atau membaca istilah digital? Pikiran Anda mungkin saja akan langsung terkoneksi kepada benda-benda di sekitar yang Anda rasa itu canggih dan kekinian. Mungkin, yang terlintas pertama kali di benak Anda merupakan salah salah satu unsur dari makhluk yang bernama digital ini dan belum mewakili definisinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “digital/di·gi·tal/ a berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan dengan penomoran.” Sedangkan menurut situs WhatIs.com menyatakan bahwa. “Digital describes electronic technology that generates, stores, and processes data in terms of two states: positive and non-positive. Positive is expressed or represented by the number 1 and non-positive by the number 0. Thus, data transmitted or stored with digital technology is expressed as a string of 0's and 1's. Each of these state digits is referred to as a bit (and a string of bits that a computer can address individually as a group is a byte).” Berbeda halnya dengan teknologi analog, teknologi digital merupakan output dari pilinan-pilinan angka dan kode-kode yang berisi data tertentu untuk lebih memudahkan kehidupan sehari-hari manusia (Rouse, Digital, 2015).
            Bagaimana dengan dunia atau era digital? Anda mungkin bisa menarik napas panjang dan kemudian menghembuskan secara perlahan dan mengatakan, “Lha, ini kan dunia saya. Saya sekarang berada di dalam era dan dunia digital. Baik, berikut ini merupakan karakteristik dunia digital yang dapat kita pelajari. Karakteristik ini bisa disebut juga dengan prinsip dari dunia digital. Seharusnya demikian, karena poin-poin yang akan saya paparkan merupakan 6 Pillars of The Digital Workplace. Sehingga, kita akan mampu memahami dan memaknai apa sebenarnya dunia digital tersebut dan betul-betul yakin bahwa kini sekarang Anda berada di era dan dunia digital. Serta mampu menjadi manusia yang hakiki di era digital ini.

1.     People Centric
Hal yang pertama dan paling utama merupakan pengertian bahwa manusia adalah pemegang kendali. Dia yang menjalankan teknologi dan bukanlah sebaliknya. Saya merasa khawatir dengan kondisi kita saat ini. Ketika teknologi semakin maju namun justru tidak seiring dengan kemajuan pola berpikir mayoritas manusianya. Padahal, teknologi itu ciptaan manusia. Sudah sebaiknya, manusia tidak menjadi budak teknologi. Memangnya seperti apa? Yaitu ketika manusia merasa dirinya tidak berguna tanpa teknologi yang pernah ia genggam sebelumnya. Misalnya, dia enggan untuk menemui temannya secara langsung saat biasanya mereka saling terhubung dengan media sosial dan lain sebagainya. Contoh fenomena di atas membuktikan bahwa teknologi digital bisa memberikan sebuah rasa ketergantungan akut yang berdampak buruk terhadap penggunanya. Untuk menyikapinya, kita mesti menyadari bahwa teknologi hadir untuk membuat kita lebih baik secara hakiki.

2.     Mobility
Sekitar tahun 1971, Seorang programmer Amerika, Raymond Tomlinson mulai menggunakan simbol @ sebagai pemisah antara user id dan domain. Mulai sejak itu, nama_user@nama_komputer menjadi standart penggunaan Email. Kemudian John Vital menemukan sebuah software untuk pengaturan Email pada tahun 1975, beberapa tahun kemudian, Email menjadi populer dan telah memenuhi lalu lintas Internet (Sora Zine, 2014). Padahal, kegiatan surat menyurat secara manual (di Indonesia via POS) sudah berlangsung lama sebelum adanya teknologi digital dan tercetuslah email ini. Hal yang menarik adalah, kini di era teknologi digital yang kita hadapi, pertukaran pesan menjadi lebih mudah dan tidak perlu membutuhkan mobilitas yang tinggi. Dengan adanya email, kita tidak begitu berkewajiban untuk mengirimkannya via Kantor Pos untuk semua jenis surat. Digitalisasi ini membuat kita bisa terkoneksi dengan orang lain hanya dengan jari tanpa dengan kaki (hiperbola).

3.     Services
Semua kemudahan yang dirasakan pada saat ini merupakan bentuk dari sebuah pelayanan teknologi digital pada manusia. Fungsi umum teknologi adalah memudahkan pekerjaan manusia dan membuatnya semakin merdeka. Semakin canggih teknologi, maka semakin besar kemerdekaannya terhadap suatu pekerjaan tertentu. Teknologi digital seyogyanya mampu melayani manusia untuk memberikan kemudahan dalam bidang pekerjaan tertentu, guna menjadikan manusia menjadi lebih baik lagi.

4.     Simplicity
Hadirnya teknologi digital di tengah-tengah kehidupan kita sudah seharusnya membuat hidup kita lebih sederhana. Mengubah kerumitan dalam bekerja sehari-hari menjadi pekerjaan yang lebih mudah atau kurang lebih menjadi, “It’s so easy!”. Kemampuan teknologi digital dalam menyederhanakan (simplicity) ini memang sedikit memerlukan seni untuk memberikan antara dengan kemudahan bergerak (mobility). Hanya saja, di sini Anda akan mengetahui dalam tatanan penggunaan dan pengaksesan saja, tanpa memperhitungkan unsur jarak di dalamnya.
Saya berikan contoh, pada saat dahulu sebelum kehadiran masa digital, manusia mendokumentasi dan memperoleh informasi dari prasasti (batu tertulis), daun lontar, kulit kayu, dan benda-benda lainnya yang bisa dijadikan sebagai alas tulisan. Seiring dengan berkembangnya pola pikir manusia, terciptalah berbagai jenis kertas yang kita ketahui sekarang (kertas majalah berbeda dengan kertas koran). Pada saat itu, media dengan menggunakan kertas (cetak) adalah hal yang paling praktis dan sederhana. Namun, adanya tuntutan untuk lebih praktis menjadikan para owner dan CEO dari perusahaan penyedia layanan informasi lebih mengembangkan konsep e-information. Dalam konteks berita saja, sekarang kita mengenal konsep e-newspaper. Koran nasional pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi digital adalah koran “Kontan” pada tahun 2008 (Tamburaka, 2013). Disusul Harian Kompas, Koran Tempo, Republika, Media Indonesia, The Jakarta Post, dan Jawa Pos yang berita dan informasinya masih dapat kita akses sampai sekarang ini.
Kini, masyarakat yang hidup di era digital (imigran, digital, dan milenium) memiliki daya yang luar biasa untuk mengakses informasi. Sehingga terciptalah slogan, “The Worlds in your hand”. Ya, dengan kehadiran teknologi digital, masyarakat dapat mengakses isi dunia dengan satu genggaman saja. It’s so simple!
5.     Social
Dengan kemudahan akses dan jaringan yang dimiliki oleh dunia digital. Kini, sudah tidak ada lagi alasan (semestinya) bagi Anda untuk semakin jauh dengan proses kehidupan bermasyarakat. Anda lebih mengenal ini dengan istilah dua dunia, yakni dunia maya dan dunia nyata. Dunia Maya atau Cyberspace adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal balik secara online. Dunia Maya ini merupakan integrasi dari peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, ponsel, instrumen elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif. Apa yang Anda rasakan pada saat kemudahan akses ini bisa Anda miliki? Tentunya saat Anda bisa terhubung dengan banyak orang. Masihkah ingat dengan slogan Nokia yang berbunyi, “Connecting People”. Era digital ini lebih dari sekedar menghubungkan via SMS dan telpon saja bukan? Manusia di era digital ini mutlak perlu menyadari bahwa penggunaan teknologi digital untuk berinteraksi dan bersosialisasi merupakan langkah awal (the first step) untuk beranjak ke hubungan realita yang sebenarnya. Karena, dilapangan masih banyak ditemukan seseorang yang ‘cerewet’ di dunia maya, namun menjadi antisosial di dunia nyata.

6.     Continous
Manusia menciptakan teknologi pada masa tertentu. Sekemampunya, sekebutuhannya. Teknologi akan selalu berkembang mengikuti pola kebutuhan manusia yang menciptakan. Otak manusia akan selalu berkembang dan menyesuaikan alat yang dapat membantunya. Inilah yang menyebabkan bahwa teknologi digital yang ada di genggaman kita saat ini bukan merupakan yang terpuncak (tercanggih). Karena, canggih pada saat ini belum tentu canggih di masa yang akan datang. Teknologi digital yang ada pada saat ini merupakan modal atau referensi bagi terciptanya teknologi baru di masa yang akan datang. Teknologi pada saat ini hanya menunggu disaingi oleh teknologi yang akan tercipta kelak.

Dengan mengetahui 6 pilar dari berdigital, sudah semestinya kita sepakat untuk tetap komitmen menjadi manusia yang hakiki. Manusia yang merdeka dan tidak terbelenggu dan diperbudak oleh sesuatu yang kita ciptakan sendiri.



RUJUKAN

Rouse, M. (2015, April). Digital. Retrieved from whatIs.com: http://whatis.techtarget.com/definition/digital
Sora Zine. (2014, October 5). Apa Itu Email ? Sejarah, Fungsi dan Cara Membuat Email. Retrieved from SoloZine.com: http://www.solozine.com/2013/10/apa-itu-email-sejarah-fungsi-dan-cara.html
Tamburaka, A.(2013). Literasi Media : Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.



Tidak ada komentar: