Senin, 25 Mei 2015
Kresna A. Clothing
Kresna A. Clothing adalah subbusiness unit dari Kresna Antasena yang bergerak di bidang sandang. Produk-produk yang kami tawarkan, tercatat sampai saat ini adalah sepatu dan berbagai aksesoris seperti bros untuk wanita muslimah yang berhijab kemudian jam tangan LED sporty.
Berawal dari kesadaran dan kesiapan matang, kami pula menawarkan diri untuk menjadi partner kerja sama lembaga, himpunan, maupun komunitas Anda dalam hal pembuatan kaos, kemeja, jaket, sweater dan atribut sandang lainnya eksklusif hanya untuk organisasi dan demi kepuasan Anda.
Fasilitas yang kami tawarkan:
1. Komunikasi yang terjaga
2. Bahan-bahan dan jahitan profesional yang bisa Anda tentukan.
3. Waktu produksi yang cepat (2 Minggu atau kurang)*
4. Harga yang relatif lebih murah dan bisa dinegosiasikan.
5. Kualitas serta pelayanan terjamin dengan standar kami
6. Kami menyediakan sampel pesanan Anda dalam waktu tiga hari setelah penyerahan DP/tanda jadi.
7. DP/tanda jadi kisaran 50% dan bisa dinegosiasikan lagi.
8. Gratis jasa konsultasi, jasa kirim dan antar produk.
"Pesanan Anda selesai dalam waktu dua minggu atau kurang atau Anda berhak mendapatkan hadiah."
Berikut ini yang sudah bekerja sama dengan kami:
1. Hima Ilkom: Jaket Himpunan sebanyak 85 pcs
2. Himatika: Jaket Himpunan sebanyak 94 pcs
3. Hima KS: Jersey Himpunan sebanyak 28 pcs
4. Kelas IPA 2 SMAN 1 Parigi Kab. Pangandaran: Kaos Kelas 32 pcs
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Marketing Executive Kresna A. Clothing
Aziz Muslim
089627960494/553D1AA6
Bantu usaha kami berkembang dengan turut menyebarkan informasi ini.. ^_^
Aziz Muslim. I'm student of Padjadjaran University yet. Founder, CEO, and Owner of KRESNA. Lives in Bandung, West Java, Indonesia. I just trying to create my own future from now. Find me at Instagram @amuslim24
The Last Note of School of Leader VIII 2015: Sebuah Permulaan
Sebenarnya, saya tergolong kepada mahasiswa yang tertinggal.
Bukan masalah informasi yang tidak masuk ke dalam short term memory saya,
melainkan belum adanya ketertarikan untuk mengikuti latihan kepemimpinan dan
managerial mahasiswa tingkat universitas ini (setahun yang lalu). Sahabat
sekelas saya, Mahbub Ubaedi Alwi dan Fadly unggul satu tahun lebih cepat dalam
mengikuti acara tahunan ini. Saya pada saat itu, anggap saja masih terbawa arus
yang tak menentu.
Saat Mahbub dan Fadly selesai mengikuti pelatihan, sontak
saja ada sebuah perubahan yang nyata dari diri mereka. Nampak jelas dari gaya
bicara, pola berpikir, dan sikap serta tingkah laku mereka yang lebih elegan
dan berwibawa. Ditambah lagi, mereka seakan senantiasa terpanggil untuk
mengabdikan diri dan kemampuannya kepada lembaga-lembaga kampus, entah itu di
kepanitiaan maupun aktif dalam suatu kepengurusan. Saya dengan beberapa
pemahaman yang saya gali dari beberapa literatur berbau kepemimpinan dan agama
menyimpulkan bahwa hati mereka terpanggil untuk memberikan sesuatu yang mereka
miliki kepada sesama. Mengonsep dirinya sebagai penanggungjawab untuk kemaslahatan
orang banyak. Mereka berhenti selalu mementingkan kepentingan pribadi demi
kepentingan bersama.
Saya telah menyadari hal itu satu tahun yang lalu. Saya
mulai berpikir untuk mengembangkan jaringan dan bisnis kala itu. Sebagai
gantinya, saya pun mengonsep diri saya serupa dengan mereka. Alhasil, pintu
hati saya terketuk sehingga saya menyiapkan diri saya untuk mengabdi di ranah
pelestarian budaya Sunda. Ya, saya bergabung dan menyiapkan diri untuk menjadi
pengurus di Lises Unpad masa bakiti 2014/2015.
Dari informasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber, LKMM
memiliki berbagai tingkatan. Dari tingkat dasar, madya, utama, dan kader
bangsa. LKMM tingkat universitas yang diprakarsai oleh Kementrian PSDMO BEM
Kema Unpad ini dinamakan School of Leader. Sudah ada 8 angkatan yang mengikuti
LKMM tingkat madya ini. Angkatan ke-8 ini adalah angkatan saya. Mahbub dan
Fadly merupakan lulusan dari angkatan ke-7. Besar harapan saya untuk bisa ikut
serta dalam School of Leader 8 kala itu. Saya pun awalnya mendaftarkan diri
sebagai non-delegates student.
Label:
Catatan Bebas,
Catatan Motivasi
Aziz Muslim. I'm student of Padjadjaran University yet. Founder, CEO, and Owner of KRESNA. Lives in Bandung, West Java, Indonesia. I just trying to create my own future from now. Find me at Instagram @amuslim24
Minggu, 10 Mei 2015
Hikmah Kepemimpinan Dari Sepatu
Budaya Indonesia meletakan peran
sepatu sebagai suatu pelengkap bersandang berbagai kegiatan yang lebih formal.
Walaupun secara intens kita menyadari bahwa kini, untuk sekedar hangout sekalipun sepatu lebih dipilih
dibandingkan dengan sandal biasa. Siapa sangka, di balik perannya sebagai
pelengkap “citra” manusia dari segi berpakaian, sepatu memiliki banyak simbol
yang dapat kita maknai khususnya dalam kaitan kepemimpinan.
Produsen sepatu menyadari betul
bahwa dunia dan segala isinya tidaklah rata alias stagnan. Baik itu dari segi
geografis, hobi, gaya hidup termutakhir, ekonomi, dll. Maka mereka merancang
desain, bahan, budgeting, dan
komponen lain dari sepatu supaya dapat cocok dan menyesuaikan di berbagai medan
tertentu. Agar laku dipasaran, produsen sadar betul bahwa konsumen perlu
mengetahui bahwa untuk melangkahkan kaki melewati medan A mesti memakai sepatu
A. Jika tidak, besar kemungkinan ia dapat tergelincir dan kemudian terluka
sehingga gagal melangkahkan kakinya ke tujuan awalnya.
Sepatu memberikan pelayanan yang
istimewa bagi pemakainya jika dipakai di medannya. Banyak sekali beredar
sepatu-sepatu bajakan yang mana merugikan pemakainya. Harganya yang relatif
murah memang menggiurkan. Namun, seiring berjalannya waktu, konsumen pun sadar
bahwa tidak cukup hanya dengan memandang harga sebagai patokan kualitas utama.
Sepatu itu harus memiliki standar kelayakan dan sertifikasi khusus sebelum ia
percayai untuk menemani setiap langkahnya. Sepatu dengan berbagai variasi dan
spesifikasi kemampuan khusus tersebut memaksa konsumen perlu mengetahui
spesifikasi sepatu tersebut. Konsumen harus tahu medan yang akan dilalui dan
tujuan yang diidamkan. Perlu adanya integrasi dan sinerginitas antara sepatu
dan penggunanya untuk meraih tujuan bersama.
Begitu pun dengan pola kepemimpinan
di tengah kita sekarang ini. Seorang pemimpin sudah semestinya mengerti dan
membuka diri untuk meraih sinerginitas dengan yang dipimpinnya. Produsen adalah
Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Sudah barang tentu, jika manusia itu berjalan di jalan yang
direstui-Nya maka keunggulannya akan sangat nampak melebihi kekurangannya karena
semesta menutupinya. Di sini, sepatu dianalogikan sebagai manusia dengan peran
sebagai pemimpin. Ajaran Islam pun dengan lantang menjungjung tinggi asumsi
bahwa setiap manusia adalah pemimpin berdasarkan firman Allah
Swt,”...Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah (pemimpin) di muka
bumi...”. Pemakai (konsumen) dianalogikan sebagai masyarakat/yang dipimpin.
Mereka berhak memilih, menuntut yang terbaik, membantu memberikan saran tentang
arah tujuan suatu organisasi (formal maupun informal). Hanya saja, mereka pun
sudah semestinya sadar akan visi bersama sehingga dengan tegas bisa berkata, “Kami
punya tujuan ini, maka inilah tipe pemimpin yang kami butuhkan!”. Maka setelah
itu terealisasi, “jiwa pemimpin” yang cenderung lebih cocok terhadap visi
bersama itu akan muncul secara alami. Berikut rasa kejujuran, kasih sayang,
tanggungjawab, komitmen, ketulusan, dan lain sebagainya. Semua itu ia
persembahkan guna mengantarkan masyarakat ke tujuannya. Dengan segala potensi
dan keunggulan (spesifikasi medan) yang ia miliki, ia akan mampu melangkah
bersama menuju sebuah predikat akhir yang bahagia.
Sepatu
bersifat mengayomi dengan keunggulan adanya kemampuan untuk mengapresiasi diri.
Keunggulannya yang terpampang jelas membantunya untuk memberikan kontribusi
maksimal kepada pemakainya. Begitu pun sebaliknya, kekurangannya terpampang
jelas pula. Berkat kejujuran dan transparansinya, jenis sepatu tertentu kadang
terkucilkan. Hal itu disebabkan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Namun, para
produsen dan distributor pun lebih mengetahui di mana ia harus menempatkan
sepatu jenis olahraga dan berbagai jenis lainnya. Jika diletakan di lokasi yang
tepat, pasti sepatu itu akan laris. Begitupun Tuhan YME lebih mengetahui segala
sesuatu, Ia akan menempatkan kita di tempat yang semestinya. Ditengah-tengah
masyarakat yang berharap kontribusi kita. Tinggal satu hal, apakah kita mau
melangkah bersama mereka? Meraih kesuksesan bersama berkat adanya sinerginitas
antara masyarakat yang kita pimpin dengan diri kita sendiri.
Sukses
membutuhkan sikap optimistis, berpikir positif, dan fokus pada cita-cita dan
tujuan. Untuk menjadi optimistis sesungguhnya banyak hal yang kita miliki.
Setidaknya kita punya badan yang sehat, bisa kuliah dan bekerja. Kita punya
keterampilan, pendidikan dasar untuk melakukan sesuat. Kita punya keluarga atau
teman walau mungkin Cuma satu orang yang siap mendukung kita. Kita juga anggota
dari setidaknya satu keluarga, kelompok, lembaga, organisasi atau mungkin
perusahaan. Dan, sekecil apapun tentu kita pernah punya prestasi atau kemampuan
yang diakui orang lain. Kalau kita jeli, positif, dan apresiatif, tentu ada
saja potensi, prestasi, dan kekuatan yang kita miliki yang bisa menjadi tumpuan
agar kita optimistis dalam mengejar cita-cita dan tujuan.
Label:
Catatan Motivasi
Aziz Muslim. I'm student of Padjadjaran University yet. Founder, CEO, and Owner of KRESNA. Lives in Bandung, West Java, Indonesia. I just trying to create my own future from now. Find me at Instagram @amuslim24
Langganan:
Postingan (Atom)